Dinas KPKP Monitoring Urban Farming di Mako Paspampres Jl Tanah Abang III
By Al
nusakini.com - Jakarta - Keberadaan urban farming atap gedung (rooftop) Markas Komando (Mako) Paspampres di Jalan Tanah Abang III, Kelurahan Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, menjadi salah satu lokasi urban farming yang menarik perhatian banyak pihak di Jakarta Pusat. Bahkan, Rooftop Paspampres ini juga berpartisipasi dalam Lomba Foto Rooftop Garden 2021 yang diselenggarakan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta.
Kepala Sub Koordinator Urusan Pertanian Perkotaan Dinas KPKP DKI Jakarta, Taufik Yulianto mengatakan, Rooftop Garden Paspampres yang ditanami ratusan tanaman secara hidroponik ini terbukti berkontribusi dalam ketersediaan pangan untuk lingkungan sekitar.
"Ini salah satu contoh pemanfaatan ruang kosong di lingkungan perkantoran untuk membudidaya tanaman hidroponik. Kami akan terus melakukan pendampingan dan mendukung binaan kita dalam kegiatan pertanian," ujar Taufik saat melakukan monitoring di Rooftop Garden Mako Paspampres
Dikatakan Taufik, kunjungan jajarannya ke Rooftop Garden Mako Paspampres juga untuk melihat langsung pembibitan tanaman yang telah ditanam dan tumbuh dengan baik menggunakan sistem hidroponik sekaligus terkait keikutsertaan Rooftop Paspampres dalam Lomba Foto Rooftop Garden 2021.
Kepala Sudin KPKP Jakarta Pusat, Penty Yunesi Pudyastuti menambahkan, selama dua bulan ini, pihaknya telah memberikan pelatihan budidaya tanaman hingga pemasaran serta menyerahkan bantuan benih dan rak hidroponik.
"Di Jakarta Pusat setidaknya terdapat 148 titik lokasi urban farming dan Rooftop Garden Paspampres ini menjadi salah satu contoh sukses lokasi pertanian," katanya.
Sementara itu, salah satu pegiat urban farming di Rooftop Garden Mako Paspampres, Serda Triyono mengungkapkan, saat ini sudah seluas 200 meter lahan rooftop yang telah dipasangi 14 rak hidroponik atau sekitar 700 lubang tanam. Tak hanya tanaman kangkung, di rooftop ini juga dapat dijumpai tanaman anggur, melon, dan jeruk. Ia mengaku dari kegiatan ini telah diperoleh keuntungan mencapai Rp 7 juta per bulan dari hasil pemasaran tanaman hidroponik tersebut.
"Total luas lahan 400 meter persegi tapi yang aktif baru 200 meter persegi. Dengan bimbingan dari Dinas KPKP maupun Sudin KPKP Jakarta Pusat kami terus belajar untuk menjadi kebun hidroponik terbesar di Jakarta," tandasnya.